Tampilkan postingan dengan label Objek Wisata Dewata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Objek Wisata Dewata. Tampilkan semua postingan
Rabu, 18 Juli 2012
Pura Tanah Lot
Tanah Lot sebuah objek wisata di Bali yang menawarkan keindahan alam saat matahari terbenam. Keunikan Pura Tanah Lot ialah tempatnya yang terletak di tengah laut kira-kira 300 meter dari bibir pantai, terdapat juga batu karang yang di tengahnya terdapat gua besar.
Di sebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan yang melengkung. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan dan merupakan pura laut tempat pemujaan dewa penjaga laut.
Di bawah dan di sebelah barat terdapat sumber air tawar yang merupakan air suci bagi Umat Hindu. Apabila turun ke pantai antara Pura Tanah Lot dengan tebing, maka pada bulan tertentu akan menyaksikan matahari terbenam dimana bola matahari yang berwarna merah akan tepat berada di lobang tebing, seperti mata yang lelah memandang dunia. Sayangnya pemandangan ini hanya dapat disaksikan pada bulan-bulan tertentu yaitu saat matahari tenggelam condong ke utara.
Pada beberapa lorong tebing karang di sekitar Pura Tanah Lot terdapat ular-ular belang yang jinak dan dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai penjaga pura. Di sekitar pura juga terdapat mata air tawar dan dapat dilihat apabila air laut sedang surut. Keberadaan mata air itulah yang menjadi salah satu pertimbangan ketika tempat ini dipilih sebagai lokasi pura tersebut.
Kata Tanah Lot terdiri dari kata “Tanah” yang diartikan sebagai batu karang, “Lot” atau “Lod” berarti laut. Jadi Tanah Lot dimaksudkan yaitu tanah yang ada di tengah laut. Pura Tanah Lot didirikan pada abad ke-15 oleh Pedanda (pendeta) Hindu bernama Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Danhyang Niratha dalam perjalanannya untuk menyebarkan agama Hindu dari tanah Jawa pada abad ke-16. Sebelum memberikan petunjuk untuk mendirikan pura di tempat ini, beliau merasakan adanya getaran-getaran kesucian dan mendapatkan kesempurnaan bathin.
Menurut Legenda Danghyang Nirartha yang menganut ajaran Hindu berhasil menguatkan kepercayaan masyarakat setempat untuk tentang ajaran Agama Hindu. Seorang pemimpin suci di tempat itu yang bernama Bendesa Beraban merasa tersaingi karena banyak pengikutnya menjadi pengikut Danghyang Nirarta. Kemudian Bendesa menyuruh Danghyang Nirartha pergi meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi tapi sebelum meninggalkan Tanah Lot dengan segala kekuatannya ia memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warnanya hitam berbelang kuning. Bendesa Beraban merasa takjub dan kemudian menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Sebagai sebuah obyek wisata, Tanah Lot telah dikelola secara profesional yang dilengkapi dengan fasilitas parkir, toilet, art shop, restoran, hotel, open stage, tourist information centre, dan fasilitas security dan safety. Dengan membayar tiket masuk maka seluruh pengunjung telah dilindungi dengan asuransi kecelakaan. Begitu pula dengan layanan parkirnya, setiap kendaraan yang masuk ke wilayah tanah lot dengan membayar retribusi parkir secara langsung sudah dilindungi dengan asuransi.
Selasa, 17 Juli 2012
Jatiluwih
Jatiluwih
merupakan salah satu obyek wisata dengan panorama yang sangat indah, sesuai
dengan namanya yaitu Jati dan Luwih, dimana Jati berarti Benar-benar dan Luwih
berarti Utama, bagus, indah atau sejenisnya. Dengan variasi panorama
sawah berundak-undak dengan latar belakang gunung dengan hutan yang lebat. Sebagian besar
daerahnya merupakan daerah persawahan yang bertingkat atau sawah teras sering
khas Bali yang akan membuat Anda semakin menganggumi keindahan objek wisata
bali yang satu ini. Sabtu, 14 Juli 2012
Alas Kedaton
Sudahkah
Anda mendengar nama Alas Kedaton? Jika belum, maka sangat disayangkan karena
surga kera ini menyajikan panorama hutan dan aneka satwa yang bisa dinikmati.
Bali ternyata tak hanya menyuguhkan wisata pantai dan gunung yang menawan,
namun juga hutannya pun begitu molek dan asri.
Alas Kedaton adalah tempat wisata yang cukup
ternama di Pulau Bali yang memiliki ciri khas hutannya yang lebat dan asri,
serta didiami berbagai macam satwa-satwa yang menggemaskan dan lucu, seperti
kera dan kelelawar. Dengan luas lahan sekitar 6,5 hektar, Alas Kedaton dihuni
oleh populasi keranya yang mencapai 1.800 ekor. Alas kedaton hingga kini sangat
terjaga kelestariannya karena adat-istiadat penduduknya yang berpantang untuk
menebang pohon sembarangan, apalagi jika sampai melakukan penggundulan hutan.
Langganan:
Komentar (Atom)


